Tuesday, May 22, 2012

Bilangan N


        Akankah aku melemparkan sauh, bertambat tepat di depan perahumu ?



Tak biasa kuucapkan konsonan sengau-langit langit
entah dalam hieroglif, funisia,atau dalam syair syair Etruska-latin kata
nahš-nun-ni-n-N
bagi alfabet di pertengahan dengan 2 sudut tajam.
serupa dengan tampilan di tiap akhir bulan, serasi dengan ucapan terakhir dalam perjalanan kereta panjang, kala kita bersama sama ke tempat terdingin di pertengahan (dunia)
selalu dua yang kau ucapkan, tak pernah satu, atau nol besar.


Pernahkah kau baca semua literatur dan buku buku tua  yang aku sarankan di toko buku, tempat pertama kali kita beradu ? 
sempat aku mengajakmu berceloteh dengan  awan, angin, dan bintang
tapi kau enyahkan, adukan dengan senyum manja wajah bermata sabit manis kehitaman
aku hendak memanggilmu lagi, kau pergi dengan tawa riang
tinggalkan perahuku, mencari kuda berjalan ke tepi pematang

ah, waktumu terlalu sayang di pungut walau sejumput
usap salju di wajahmu, tegakkan dagu lebah menggantungmu
lampion merahmu jangan kau terbangkan, tetap genggam sampai senja datang,

||| baca lagi secarik kertas berisikan kalimat yang kita perdebatkan,
--anggap kali ini aku menang.  

No comments:

Post a Comment